Di negara barat, tempat asalnya jas, terdapat berbagai jenis jas. Di sana dibedakan antara apa yang disebut suit, blazer, dan sportcoat atau jacket. Semua benda-benda tersebut, apaka itu suit, blazer atau sportcoat,
kalau dibawa ke Indonesia namanya menjadi jas. Jas bukan pakaian kita
sehari-hari, jadi banyak diantara kita yang tidak bisa membedakan mana suit, mana blazer dan mana yang sportcoat. Walaupun tidak ada aturan tertulisnya, namun ada semacam konvensi kapan harus memakai suit, dan kapan kita cukup memakai blazer saja atau dalam even-even mana anda seharusnya tidak memakai sportcoat.
Perlukah
kita mengetahui pemakaian masing-masing jas ini? Di Indonesia orang
mungkin tidak terlalu peduli dengan jenis jas yang kita pakai. Di
lingkungan pergaulan internasional, kesalahan didalam memilih jenis jas
yang tepat bisa mengurangi penghargaan orang kepada kita. Penulis
pernah mengikuti pelatihan “How to sell to western customer”.
Didalam sesi “Tehnik presentasi yang efektif” diberikan pelajaran
tentang cara-cara berpakaian agar dapat tampil profesional. Tulisan
berikut diharapkan dapat membantu pembaca didalam memilih jas yang tepat
sesuai dengan situasinya.
Suit
Didalam kamus Concise Oxford Dictionary, The New Edition for 1990s, suit didefinisikan sebagai : a set of outer clothes of matching material for men, consisting usually of a jacket, trousers, and sometimes a wistcoat.
Jadi suit adalah setelan pakaian laki-laki yang terbuat dari bahan yang
sama yang biasanya terdiri dari jas, celana dan kadang-kadang rompi.
Suit
dipakai pada acara yang sifatnya sangat resmi seperti, pelantikan
pejabat, raker, menghadap presiden atau menteri, atau untuk menghadiri
acra-acara yang sifatnya seremonial. Umumnya berwarna gelap, bisa dark blue atau dark grey, bisa dengan model single-breasted (SB) dengan dua atau tiga kancing atau double-breasted(DB) dengan satu atau dua kancing.
Suit
dengan SB bisa dipakai dengan kancing dilepas atau terpasang. Perlu
diingat apabila dalam keadaan terkancing, maka kancing yang paling bawah
harus dilepas. Perhatikaan, Presiden SBY selalu memakai jas SB kancing
tiga dalam keadaan terpasang semua. Ini salah, karena akan kelihatan
seperti petugas hotel. Untuk DB usahakan selalu dalam keadaan
terkancing, karena justru dalam posisi inilah kegagahan DB kelihatan.
Baik untuk SB maupun DB sebaiknya kancing dalam keadaan terbuka apabila
anda sedang duduk, karena disamping memberi keleluasaan gerak juga
akan nampak lebih rapi. Kalau SB dapat dikenakan oleh
semua orang, sebaliknya DB hanya disarankan untuk mereka yang mempunyai
postur tubuh agak tinggi dan tidak terlalu gemuk.
Agar tampak semakin resmi, untuk suit orang umumnya memilih kemeja warna putih polos dengan dasi yang agak konservatif. Dasi
dengan dasar gelap bermotif garis-garis, kotak-kotak, wajik atau
bulat-bulat kecil adalah contoh dasi konservatif. Dasi-dasi komtemporer
dengan motil bunga (floral design) atau warna-warna eksotik
biasanya tidak dianjurkan untuk acara-acara resmi (perhatikan penampilan
presiden Obama atau perdana menteri David Cameron dalam acara-acara
resmi).
Negara-negara yang terkenal konservatif dalam berbusana adalah Inggris, Jepang dan Amerika Serikat(AS) bagian timur (New Yorker). Profesi yang biasanya sangat fanatik dengan suit adalah : politisi, negarawan dan eksekutif bisnis, khususnya
dari bisnis keuangan atau bankir. Bahkan sampai ke sepatupun, kalangan
eksekutif keuangan mempunyai pilihan sendiri. Sepatu kulit warna
hitam, bertali dengan model klasik bermotif lubang dekoratiof
kecil-kecil dianggap sepatunya para eksekutif keuangan. Pokoknya dari
jas, kemeja, dasi sampai sepatu melambangkan konservatisme.
Blazer
Menuriut kamus yang sama blazer didefinisikan sebagai : a
colored, often striped, summer jacket worn by schoolchildren, sportmen,
especially as part of a uni form, or a man’s plain jacket, often dark
blue with golden buttons, not worn with matching trousers. Atau
kurang lebih artinya : jas bagian atas yang tebuat dari bahan yang
ringan, sering dengan motif garis-garis dan berwarna menyolok, yang
merupakan bagian dari pakaian seragam atau, jas warna gelap dengan
kancing emas yang dipakai dengan celana yang warnanya berbeda. Kombinasi warna yang sering dipakai antara lain celana abu-abu dengan jas hitam, celana warna khaki dengan jas biru, atau celana krem dengan
jas burgundi. Jadi sederhananya, kalau ada orang pakai jas yang tidak
sama dengan celananya dapat dikatakan orang tersebut memakai blazer.
Blazer dipakai
untuk acara-cara yang tidak terlalu resmi, seperti presentasi,
seminar, undangan makan malam yang tidak terlalu formal, perjalanan
bisnis atau untuk pakaian kerja sehari-hari. Orang-orang Perancis,
Itali dan AS bagian barat (west coast) termasuk yang paling hobi memaki blazer untuk kegiatan sehari-hari. Profesi yang umumnya lebih menyukai mengenakan blazer antara lain : akademisi (dosen), salesmen, agen asuransi, dealer mobil, komentator olah raga dan presenter TV.
Sebagaimana suit, blazer dapat SB atau DB. Berbeda dengan suit, untuk blazer
pemilihan kemejanya dapat lebih fleksibel. Kemeja tidak harus putih,
dapat biru muda, krem, kuning gading, atau bermotif garis-garis yang
tidak mencolok. Kemeja dengan model buttoned-down (ujung kerah memakai kancing) akan membuat pemakai blazer
nampak semakin keren. Begitu pula untuk dasinya, dapat memakai dasi
yang lagi “in” seperti dasi dengan motif bunga, binatang atau dasi-dasi
dengan corak dan warna yang lebih berani.
Di Indonesia blazer-lah
nampaknya yang lagi ngetren. Dulu kita hanya pakai jas kalau akan
pergi ke undangan saja. Sekarang, kalau untuk ke kantor saja harus
pakai suit rasanya kok seperti mau ke undangan. Sebagai jalan tengahnya, kita ke kantor pakai blazer. Jadi, kelihatanya sudah pakai jas tetapi rasanya tidak terlalu formal. Disamping itu blazer dapat dibuat dari bahan yang ringan, sehingga lebih nyaman dipakai untuk udara tropis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar